Welcome Party IT Telkom 2012











 Mengawali hari di minggu ini mahasiswa baru Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) mengikuti acara Welcome Party di Fakultas masing-masing. Senin (10/09/2012). Welcome Party diselenggarakan bagi mahasiswa baru oleh Fakultas Rekayasa Industri, Fakultas Elektro dan Komunikasi, Fakultas Sains dan Fakultas Informatika.

    Welcome Party merupakan ajang bagi mahasiswa baru untuk mengenal lebih dekat dengan dosen dan fakultasnya. Fakultas Rekayasa Industri (FRI)  menyelenggarakannya di gedung K. Mahasiswa Baru Fakultas Rekayasa Industri disambut oleh Dekan FRI, Ir. Wiyono, MT, dengan sebuah lagu yang ia bawakan, Wonderful.  Selanjutnya, pemutaran film tentang kiprah Fakultas Rekayasa Industri selama keberadaannya.

   Welcome Party lainnya pun serentak berlangsung  dalam waktu bersamaan ditempat yang berbeda. Fakultas Elektro Komunikasi berlangsung di gedung GSG  IT Telkom, dan Fakultas Informatika berlangsung di Student Hall. Sedangkan  Welcome Party Fakultas Sains  berlangsung di  Lapangan Futsal IT Telkom.
 

PROF.DR.ING. BJ. HABIBIE REKTOR TELKOM UNIVERSITY PERTAMA ?


LAPORAN : H. ERRY BUDIANTO

BANDUNG-SURABAYAWEBS.COM

Terwujudnya perguruan tinggi swasta (PTS) yang sudah lama dinanti-nantikan dunia pendidikan di tanah air, yaitu Telkom University (TU) di Bandung, merupakan langkah strategis Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) yang kini dinakhodai Johni Girsang mantan Ketua DPD Serikat Karyawan (Sekar) Telkom Kantor Pusat  Perusahaan Telkom di Bandung.
Lalu siapakah tokoh yang tepat untuk ditawarkan sebagai Rektor TU yang pertama ? Persyaratannya memang harus memiliki gelar Profesor. Banyak professor professional di negeri ini jebolan perguruan tinggi di dalam negeri maupun lulusan perguruan tinggi di luar negeri. Tapi yang paling tepat untuk membawa kemajuan, pertumbuhan dan “gaung” yang menggema ke seantero Indonesia dan bahkan dunia, nampaknya hanya sosok mantan Presiden RI Prof.Dr.Ing. BJ. Habibie yang paling pantas sebagai Rektor Telkom University.

Konseptual yang ditawarkan YPT kepada Dewan Pembina (DP) Rinaldi Firmansyah selaku Dirut PT.Telkom Tbk, ibarat “gayung bersambut” mendapat perhatian dari “orang nomor satu” di BUMN tersebut.

Jika tidak ada aral melintang, pertengah Maret 2012 nanti, Rinaldi Firmansyah yang terbilang sukses menggerakkan roda perusahaan bisnis TIME yang disandang Telkom beberapa tahun terakhir ini mengukuhkan Telkom University sebagai wadah baru dari IT Telkom, IM Telkom, Politeknik Telkom dan STSI Telkom. “Pak Rinaldi akan menandatangani pengukuhan legal Telkom University pada pertengahan bulan Maret 2012 nanti,” ungkap Johni Girsang, Ketua YPT.

Pada sisi lain, terwujudnya Telkom University (TU) merupakan langkah yang berani dan penuh perhitungan yang cermat dari sosok Johni Girsang, “Putera Serambi Aceh”. Pasalnya, bisnis telekomunikasi yang ditenggarai sebagai penuh dengan persaingan yang begitu ketat karena regulasi pemerintah selaku regulator  yang mengijinkan tak kurang 12 operator beroperasi di negeri ini membuat bisnis telekomunikasi mulai “melandai”. Bisnis legacy sudah kurang menjanjikan lagi bagi PT.Telkom Tbk.

Awalnya memang ada kekhawatiran bahwa perguruan tinggi yang diusung YPT menggunakan “nama sacral” Telkom. Sementara bisnis telekomunikasi pada dasarnya mulai menurun kontribusinya pada perusahaan sebesar Telkom. Namun manajemen Telkom sendiri menyikapi kondisi terakhir ini dengan merubah forto folio menjadi bisnis TIME (Telekomunikasi, Informasi, Media, Edutainment).

Artinya, jika pendapatan dari bisnis telekomunikasi menurun, maka  yang didominasi ke depan adalah bisnis data yang menjanjikan, maka perusahaan besar ini masih memiliki bisnis Informasi, Media dan Edutainment (IME) yang masih bisa memberikan kontribusi pendapatan yang besar dan menjanjikan tentunya.

Memang ada rasa khawatir dikalangan jajaran Telkom bahwa nasib perusahaan BUMN papan atas yang selama ini telah memberikan kehidupan yang berarti akan senasib seperti operator telekomunikasi di Amerika Serikat seperti AT&T dan sejumlah perusahaan raksasa telekomunikasi lainnya di Eropa yang kini “tinggal sejarah” karena teknologi informasi berkembang begitu pesat, cepat dan menenggelamkan operator tersebut tinggal nama.

Seperti kata almarhum Cacuk Sudarijanto, mantan Dirut Telkom dan dimasa kepemimpinannya nama Telkom dilegalkan dari nama sebelumnya Perumtel. “Yang pasti itu adalah perubahan. Kini dunia tanpa batas,” ujar almarhum ketika itu.

Menyandang nama Telkom University (TU) harus memberikan keuntungan dan nilai tambah kepada stakeholder, yaitu mahasiswa, dosen, pengurus YPT, Pembina YPT dan tentunya dunia pendidikan di tanah air. Besar harapan kita semua, TU tidak mengikuti jejak Universitas Nurtanio (UN) yang sempat berjaya ketika Prof.Dr.Ing. BJ.Habibie sebagai Menristek RI membesarkan PT.Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini berganti nama jadi PT.Dirgantara Indonesia (PT.DI).

Juga diharapkan tidak senasib dengan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT), yang kini mahasiswanya semakin menipis karena “gonjang-ganjing” industry tekstil di dalam negeri. Apalagi masuknya impor tekstil dari China semakin membuat terpuruknya industry ini di tanah air.

Hemat kita tentunya, kehadiran Telkom University (TU) dapat memberikan warna baru yang menyegarkan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Artinya, gaungnya tidak hanya menggema saat menjelang pengukuhannya secara legal pertengahan tahun 2012 ini tapi juga hendaknya dapat memberikan kontribusi lulusannya bagi pembangunan bangsa dan negara, sejajar dengan negara-negara maju serta sejatinya bisa ikut berpartisipasi aktif mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia dari Papua sampai Aceh. Semoga !!!

Sumber:http://surabayawebs.com/index.php/2012/02/21/profdring-bj-habibie-rektor-telkom-university-pertama/